Konsep Diri
           Saya adalah Sehat. Silalahi, nama lengkap saya adalah Sehat. Sahat. Martua. Silalahi, orang sering memanggil saya dengan sebutan Sehat ataupun Sahat. Saya adalah anak kedua dari 5 bersaudara, saya mempunyai seorang kakak yang telah menyelesaikan perkuliahannya di AMIK D-3 MEDICOM dan 3 orang adik laki-laki yang sedang sekolah, yakni ada yang kelas XI SMA, VIII SMP, dan yang terakhir baru masuk SD, yakni kelas I SD.
          Saya sendiri sedang menjalani perkuliahaan di Universitas HKBP NOMMENSEN-Medan untuk mendapatkan gelar S1 (Sarjana) agar dapat meraih cita-cita saya menjadi Guru PNS (Pegawai Negeri Sipil). Saya tak berharap lebih didalam perkuliahan, yang saya harapkan hanya ingin, dapat menamatkan perkuliahaan saya dengan nilai yang baik, agar dapat bekerja untuk membantu dan membahagiakan orangtua saya.
          Keseharian saya yakni pergi kekampus untuk meraih cita-citaku, sepulang dari kampus, aku tak pulang kerumah ataupun pergi kemana-mana tak seperti teman-teman yang lainnya, melainkan langsung berangkat membantu orangtuaku. Sehingga tidak ada waktuku untuk bermain-main, kecuali dikampus pada saat jam perkuliahan. Semua itu ku’lakukan dengan senang hati untuk mengisi hari-hariku, bahkan jika libur perkuliahan saya pun tidak waktu untuk liburan seperti yang dirasakan teman-teman yang lainnya, ada yang liburan dikampung halamannya.
          Dengan penuh semangat semua itu saya lewati hingga sekarang, walaupun terkadang mengeluh jika melihat teman-teman lainnya. Tetapi pada saat itu terngiang peribahasa yang mengatakan, “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Mungkin itu akan menjadi pedoman hidupku. Ketika malam tiba, terkadang saya menyendiri diteras rumah berdiri memegang erat runcingan pagar rumah menatap bintang dengan hatiku bertanya, “Tuhan, mungkinkah saya dapat merubah hidup saya kedepannya?” sambil membendung air mata.
MASA SD
       Semua itu saya jalani sejak kelas V-SD, pertama kali berawal ketika orangtua saya pergi berdagang saya minta ikut, dan akhirnya orangtua mengijinkan saya. Beberapa waktu kemudian, pembagian rapor kenaikan kelas dibagi. Pada saat itu saya sangat sedih karena orangtua saya tidak menemani saya, padahal semua teman-teman lainnya ditemani orangtuanya masing-masing begitulah seterusnya jika pembagian rapor kenaikan kelas, kecuali lulusan mengambil pengumuman.
       Pengumuman kelulusan berlangsung orangtua teman saya hadir, termasuk orangtua saya mengambil pengumuman tersebut. Ketika saya dan teman –teman membacanya bersama-sama dan ternyata kami semua dinyatan lulus pada saat itu kami melemparkan topi SD kami  bersamaan keatas.
MASA SMP
       Karena melihat nilai SD-ku yang memuaskan, dimana nilai IPA=10, bahasa inggris=9, bahasa Indonesia=7 membuat kami jadi salah memilih SMP negeri, hingga pada akhirnya saya gagal dan saya harus mengambil SMP swasta, yakni SMP Katolik Santa Lusia saya bersekolah. Pada saat SMP nilai saya terjun bebas, karena saya sering tidak mengerjakan tugas sekolah dan mendapatkan rangking  20 dari 35 siswa berturut-turut dari kelas VII-IX. Sebaliknya di SD saya meraih juara 5 besar, hingga pada suatu saat pengumuman kelulusan dan saya dinyakan lulus.
MASA SMA
       Buruknya nilai SMP-ku, orangtua mendaftarkan saya ke SMA negeri tapi bukan di medan. diSMA nilaiku semuanya naik daun, karena saya belajar dari nilai SMP yang buruk, sehingga saya mendapat rangking 8 dari 35 orang dan bukan itu saja, semua guru mengajukan saya untuk memilih jurusan IPA karena masuk 10 besar. Dikelas XI pembagian jurusan, saya terpilih dengan jurusan IPA2 dan hanya kami dua laki-laki yang jurusan IPA, yang lainnya jurusan IPS.
      Terpilihnya saya dengan jurusan IPA, saya berniat melanjut ke Perguruan Tinggi, terutama saya ingin sukses diantara saudara saya yang sukses kelak. Beberapa waktu kemudian UN tiba kami ujian mendapat 5 paket soal ujian dalam 1 ruangan. UN selesai, pengumuman kelulusan berlangsung. Dengan rasa senang saya dinyatakann lulus, semua itu karena saya ikut les sore disekolah dari BT/BS BIMA, dan mengambil paket SNMPTN di bimbel Ganesha Operation (GO)
MASA PERGURUAN TINGGI
       Sebelum pendaftaraan SNMPTN dibuka, saya aktif bimbel dengan paket LULUS SNMPTN. Semua saya ikuti dari Quis, ujian, try out, bahkan simulasi. Tetapi Tuhan berkehendak lain, bahwa jalanku bukan di PTN, melainkan di PTS. Dengan gagalnya saya, saya mendaftarkan diri ke Universitas HKBP Nomensen-Medan atas saran orangtua.
      Perkuliahan pertama diUniversitas HKBP Nomensen-Medan yakni mata kuliah Agama, pada saat itu saya mengenal 2 teman baru dengan karakter yang berbeda. Hingga saat ini, saya sudah mengenal banyak teman.

Komentar

Postingan Populer