ESAI
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan Menulis
Disusun
Oleh :
1. Sehat. SM. Silalahi (12110287)
2. Dameria Manik (12110284)
Dosen
Pembimbing : Diana Lorita Tobing, S.Pd.
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2013
KATA
PENGANTAR
Dengan rasa syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas membuat makalah tentang ” ESAI “ yang diberikan oleh
dosen pembimbing keterampilan Menulis.
Makalah ini berisi
tentang ” ESAI”. Selain itu dalam makalah ini juga dijelaskan mengenai
definisi atau pengertian esai, ciri-ciri esai, tipe-tipe esai, bagian esai, langkah-langkah
pembuatan esai, cara mengembangkan kerangka karangan esai, cara membuat esai
dan contoh - contoh esai bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini belum tentu dianggap benar oleh semua pihak. Oleh karena itu,
kritik dan saran oleh semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, terlebih
dahulu penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf bila ada kesalahan kata. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.
Medan, Oktober 2013
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………..…………………………………………………i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah……………………………………………………………….1
B.
RumusanMasalah………………………………………………………………….......1
C.
Tujuan Penelitian………………………………………………………………………1
D.
Manfaat
Penelitian…………………………………………………………………….2
BAB
II LANDASAN TEORITIS
A. Definisi
Atau Pengertian Esai………………………………………………………….3
B. Ciri-Ciri
Esai…………………………………………………………………………...4
C. Tipe-Tipe
Esai………………………………………………………………………….4
D. Bagian
Esai…………………………………………………………………………….5
E. Langkah-Langkah
Pembuatan Esai……………………………………………………6
F.
Cara Mengembangkan Kerangka Karangan
Esai……………………………………...6
G.
Kesalahan yang
umumnya……………………………………………………………..7
H. Contoh
- Contoh Esai Bahasa Indonesia……………………………………………….7
BAB VI PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
B.
Saran………………………………………………………..………………………...11
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………....12
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an
dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang
mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan
pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha.
Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya
diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan
Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan. Di Indonesia bentuk esai
dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai
karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid)
dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi
Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.
Apa yang dimaksud dengan Esai?
4.
Bagaimana Langkah-Langkah Pembuatan Esai
?
5.
Bagaimana Cara Mengembangkan Kerangka
Karangan Esai ?
6.
Bagaimana Cara Membuat Esai ?
7.
Apa saja Contoh - Contoh Esai Bahasa
Indonesia ?
B.
Tujuan Penelitian
Berikut tujuan penelitian makalah ini :
1.
Untuk mengetahui Definisi Atau
Pengertian Esai
4.
Untuk mengetahui Bagian Esai
5.
Untuk mengetahui Langkah-Langkah
Pembuatan Esai
6.
Untuk mengetahui Cara Mengembangkan
Kerangka Karangan Esai
7.
Untuk mengetahui Cara Membuat Esai
8.
Untuk mengetahui Contoh - Contoh Esai
Bahasa Indonesia
C.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
penulis dapat nengetahui definisi atau pengertian esai, ciri-ciri
esai,
tipe-tipe esai
dan bagian esai.
2.
Masyarakat dapat mengerti
tentang langkah-langkah pembuatan esai, cara mengembangkan kerangka
karangan esai, cara membuat esai, dan contoh - contoh esai bahasa Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Definisi Atau Pengertian Esai
Di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Esai adalah karangan prosa yang membahas
suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Dari
pengertian tersebut tentu kita dapat dapat mengetahui jika esai merupakan
tulisan yang bersifat subjektif atau argumentatif dalam penyampaiannya.
Esai
adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai
satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal
mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia
berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya
serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai
sastra adalah karangan bebas yang mengupas secara sepintas namun akurat, padat,
dan berisi mengenai masalah kesusastraan, seni, dan budaya dari sudut pandang
penulisnya secara subjektif.
Sebuah
esai merupakan suatu penilaian, pandangan, atau evaluasi penulis terhadap
sebuah fakta yang terjadi untuk kemudian diambil kesimpulan. Di sini ada unsur
yang wajib ada pada sebuah esai yaitu fakta atau kejadian nyata yang dikritisi,
atau dengan kata lain sebuah esai bukan sebuah prosa fiktif atau karangan
belaka.
Menulis
esai memiliki tujuan untuk meyakinkan pembaca untuk percaya terhadap pendapat
kita tentang sebuah kejadian. Dengan tujuan tersebut, pendapat dalam esai
hendaknya disertai dengan data-data atau fakta yang menunjang agar pembaca
yakin terhadap pendapat kita. Namun demikian, menulis esai tidak harus atau
tidak perlu terlalu mendalam sampai pada teori-teori, cukup ringan saja, dan
tidak membatasi penggunaan bahasa yang sangat baku. Bahasa dalam esai boleh
saja bahasa santai, yang penting menarik, segar, dan meyakinkan.
1.
Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk
komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2.
Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan
santai dalam waktu dua jam.
3.
Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis
esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya
dengan gaya penulis lain.
4.
Selalu tidak utuh, artinya penulis
memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak
ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para
pembaca.
5.
Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun
esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan
memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai
ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis.
Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung
di awang-awang.
6.
Mempunyai nada pribadi atau bersifat
personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri
personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis
sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya
kepada pembaca.
Ada enam tipe esai, yaitu :
- Esai Deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
- Esai Tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
- Esai Cukilan Watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca.Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
- Esai Pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
- Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
- Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
D.
Bagian Esai
Sebuah
esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Pertama,
pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek
bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis
tersebut.
- Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek.
- Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
E.
Langkah-Langkah Pembuatan Esai
Jika
dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
1.
Menentukan tema atau topik
2.
Membuat outline atau garis
besar ide-ide yang akan kita bahas
3.
Menuliskan pendapat kita sebagai
penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4.
Menulis tubuh esai; memulai dengan
memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema
pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan
kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus mengembangkan subtema yang
telah kita buat sebelumnya.
5.
Membuat paragraf pertama yang sifatnya
sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan
alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
6.
Menuliskan kesimpulan. Ini penting
karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat
dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah
seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di media massa yang seharusnya
(memang) bersikap netral.
7.
Jangan lupa untuk memberikan sentuhan
akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa
yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk
kerangka berpikir mereka secara utuh.
F.
Cara Mengembangkan Kerangka Karangan
Esai
1.
Untuk memudahkan karangan, mulailah
dengan sebuah definisi;
2.
Kembangkan karangan dengan deskripsi
situasi;
3.
Masukan pandangan seorang ahli;
4.
Buatlah kalimat-kalimat tunggal dan
kalimat majemuk setara atau bertingkat dengan struktur yang sederhana;
5.
Untuk memudahkan menguraikan paragraf
gunakan paragaraf-paragraf deduktif;
6.
Esai biasa adalah karangan argumentasi.
G. Kesalahan
yang umumnya
Kesalahan yang umumnya dilakukan penulis pemula adalah cepat puas dengan
esai yang berhasil mereka selesaikan. Kesalahan ini diperparah dengan anggapan
bahwa esainya berkualitas baik, bahkan sangat baik. Anggapan semacam ini tentu
tidak sepenuhnya salah. Sebagai penulis, kita boleh bangga atau puas dengan apa
yang telah kita hasilkan. Namun, ada baiknya kita meminta orang lain
membaca esai kita dan meminta pendapat mereka. Hanya orang lainlah yang dapat
menilai apakah tulisan kita berkualitas atau tidak. Karena itu, berikut adalah
sebuah contoh esai sederhana yang dimaksudkan untuk membantu kita
mengorganisasi gagasan kita dengan baik. Perhatikan bagaimana esai berjudul “Pesona
Bali” ini menyampaikan gagasan-gagasannya secara sistematis.
H.
Contoh Esai Bahasa Indonesia
1. Maraknya Kecelakaan Angkutan Umum
Beberapa minggu terakhir ini kita
“dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan umum. Mengapa saya katakan
“dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan terakhir ini di media cetak
maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang kecelakaan angkutan
umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu memakan korban jiwa.
Sangat ironis memang, angkutan umum yang seharusnya menjanjikan pelayanan jasa
transportasi yang nyaman dan lebih aman malah belakangan menjadi penyumbang
terbesar dalam kasus kecelakaan.
Sebuah akibat tentu saja ada
sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia pertransportasian kita,
terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat melihat sebuah kenyataan
yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jika melihat
kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan beribu nyawa setiap harinya
kondisinya tidak layak? Celakanya, kondisi yang tidak layak tersebut masih
dibarengi dengan perilaku sopir yang “ugal-ugalan” dan kondisi jalan yang buruk
juga, sehingga peluang kecelakaan pun semakin tinggi.
Berbicara tentang kelayakan angkutan
umum, tentu perhatian kita akan mengarah pada pengujian kelayakan kendaraan
umum yang di dalam pengujian tersebut akan dinyatakan apakah kedaraan tersebut
layak jalan atau tidak. Pengujian ini seharusnya menjadi wahana bagi para sopir
dan atau pemilik untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada angkutan demi
memberi kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Namun, bagai menutup
bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah diketahui malah diusahakan dengan
berbagai cara agar jangan sampai diketahui petugas penguji. Sungguh sangat
miris ketika beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah acara yang menayangkan
bagaimana beberapa sopir menyiasati tes pengujian kelayakan kendaraan dengan
menyewa ban dan mengganti onderdil yang sudah tidak layak hanya pada tes uji
kelayakan saja. Dan setelah itu mereka memasang kembali ban dan onderdil yang
sudah tidak layak tersebut. Harapan saya, semoga penggalakkan dan ketegasan
pengujian kelayakkan kendaraan yang saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya
sekadar “obat penenang sementara” bagi masyarakat yang mulai “marah” pada
angkutan umum dan integritas penanggung jawab keberadaan angkutan.
Banyak kecelakaan terjadi tidak hanya
disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan. Faktor manusia (human error) banyak
berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama yang paling bertanggung jawab atas
keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan
dalam berkendara telah banyak menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang
ini alkohol dan narkoba sudah “merakyat” sehingga tidak menutup kemungkinan dan
sudah banyak sopir yang ikut mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian
lebih bagi pemerintah dan pemilik angkutan umum untuk menindak tegas
sopir-sopir yang “nakal” seperti itu. Tindakan preventif pun sepertinya harus
dilakukan pemerintah dengan memberikan penyuluhan kepada para sopir agar lebih
bertanggung jawab atas keselamatan penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.
Terlepas dari kedua masalah di atas,
tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi jalan yang buruk pun memberi
andil yang cukup signifikan dalam maraknya kecelakaan yang belakangan ini
sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca seperti sekarang ini
telah banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak. Namun, hal tersebut
jangan dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan pemakluman akan banyaknya
kondisi jalan yang buruk yang berakibat pada terjadinya kecelakaan. Pemerintah
yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya siap dan cekatan dalam
menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi jalan yang buruk dibiarkan
berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti yang sekarang ini terjadi.
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa
kondisi kendaraan umum yang tidak layak
jalan,
human error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi
sempurna untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi.
Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut
bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran agar keselamatan dan
kenyamanan di jalan raya baik bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya
dapat tercapai. Tindakkan preventif baik berupa tes uji kelayakkan angkutan
umum yang jujur maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak mengkonsumsi miras
dan narkoba demi keselamatan harus segera dilakukan dengan serius.
2. Kehidupan
Anak Kost (Mahasiswa) Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pertumbuhan
penduduk yang semakin pesat pada saat ini harus dapat berjalan seiring dengan
peningkatan kebutuhan hidup terutama tuntutan hidup yang harus dijalani baik
dari segi ekonomi, politik,sosial,budaya. Seiring dengan perkembangan zaman
ilmu pengetahuan juga semakin meningkat oleh karena itu masyarakat baik dari
desa maupun di kota berlomba-lomba untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
Banyak
pendatang dari berbagai daerah memilih hidup sebagai anak kost di kota. Mungkin
kita sudah tahu mengapa kebanyakan para mahasiswa memilih hidup sebagai anak
kost, namun yang pasti hal yang positif kita ketahui dari kehidupan anak kost
yaitu belajar hidup mandiri dan bertanggung jawab akan hidupnya, jika ada hal
positif yang ditimbulkannya maka pasti juga ada hal negatifnya.
Berbicara
dengan kehidupan anak kost, bila dilihat dari sisi negatif yang ditimbulkannya tentu tidak terlepas dari
aktivitas yang sehari-hari dilakukan. Kebanyakan anak kost mempunyai penyakit
yang menyerang tubuh seperti sakit maag, tipus,demam berdarah dan sebagainya
hal itu disebabkan karena kurangnya kesadaran anak kost akan kebersihan dan
tanggung jawab untuk merawat dirinya, terlebih lagi bagi mahasiswa yang sedang
menyelesaikan tugas-tugas akhir atau skripsi sehingga membuat mahasiswa
tersebut kurang teratur makan dan kurang menjaga kesehatan sehingga membuat
kondisi fisik menurun dan sangat mempengaruhi hasil belajar di kampus.
Banyak
masalah yang dihadapi anak kost baik suka maupun duka. Akan tetapi anak kost
memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap rekan-rekannya sesama anak kost
yaitu saling bantu membantu dalam hal apapun. Namun disisi lain jika anak kost
tidak mampu
mengendalikan dirinya maka akan mudah
terjerumus dengan hal apapun baik dari segi pergaulan yang membuat motivasi
atau semangat mereka dalam belajar untuk meraih gelar sarjana akan pudar.
Ini
menjadi suatu acuan bagi anak kost (mahasiswa) agar mampu bertanggung jawab
akan dirinya dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebaik mungkin. Dan jangan
seperti ibarat bunglon yang selalu berubah warna disetiap tempat namun sebaliknya
mahasiswa harus konsisten terhadap pendiriannya dan selalu percaya diri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Esai
adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai
satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal
mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia
berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya
serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.Sebuah esai
merupakan suatu penilaian, pandangan, atau evaluasi penulis terhadap sebuah
fakta yang terjadi untuk kemudian diambil kesimpulan..
B.
Saran
Demikianlah
makalah yang kami susun. Kiranya dapat bermanfaat dan menambah khazanah
keilmuan kita dan khususnya bagi pembaca. Pemakalah sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu pemakalah berharap bagi pembaca untuk
dapat berpartisipasi dengan kritik dan saran yang bisa membangun sebagai acuan
untuk membenahi penulisan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan,1991.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai
Pustaka.
Saragih,Elza
dkk.2013. Keterampilan Menulis.Medan
Komentar
Posting Komentar