Senduhan Anak Kolong
by : Sehat S. M Silalahi
Anak kolong berpijak di tanah megahnya negeri
menelusuri hari petang di peraduan nasib
embun pagi membasahi langkahku
membakar raga dengan gelora mentari
mengais kilai berlian di tumpukkan pembuangan
menembus kehidupan terasa teriris
sekelak mata menghujani pipi
lirikkan gedung dengan kibaran merah putih
mengundang hasrat merapat
bersama barisan penghormatan kibaran sang saka
angan menapaki jaminan seberkas impian
rasa batin ibarat menggapai mentari
raih hari kemilau dengan penuh cita
layak insan seutuhnya
hingga rasakan indahnya mentari petang hari
miris hati tak terjamah
dengan angan yang asa
mentari pergi tinggalkan sayatan impian
tinggal ku' sendiri berselimut langit mendung
hati tersenduh.
setelah revisi :
Senduhan Anak Kolong
by : Sehat S. M Silalahi
Anak kolong berpijak di tanah
dalam megahnya negeri tercinta
menelusuri hari petang di peraduan nasib
embun pagi membasahi langkah
membakar raga dengan gelora mentari
mengikis ribuan berlian di tumpukkan pembuangan
menembus kehidupan ini dalam jiwa teriris
sekelak mata membasahi pipi
gedung dengan kibaran merah putih
mengundang hasrat hati merapat
bersama barisan penghormatan kibaran sang garuda
menapaki jaminan seberkas impian
rasa batin ibarat menggapai mentari
raih kemilau dengan penuh cita
layak insan seutuhnya
hingga rasakan indahnya mentari
miris hati ini dalam rasa
dengan angan yang ada
tinggalkan sayatan luka
tinggal sendiri berselimut langit mendung
dalam kisah kita disini
Andaikan Ku’ Tahu
Oleh : Sehat. SM. Silalahi
Andaikan ku’ tahu kau akan pergi
Apalagi tuk selamanya ke rumah bapa di surga
Pasti akan ku’ senangkan dirimu
Dan pasti ku’ iyakan semua perintahmu
Tapi apa daya dirimu telah tiada
Kini hanya segudang penyesalan yang menhantuiku
Disertai rasa sesal, sesal, dan sesal
Mungkin itu yang aku rasakan
Andaikan ku’ tahu kau akan tiada tuk’ selamanya
Pasti tidak ada penyesalan
Semampuku aku akan menyenangkanmu
Menghiburmu, bahkan tak membuatmu sedih
Tapi apa daya semua itu telah terjadi
Mungkin maaf teriring dalam doa
Yang bisa aku lakukan,
Sakit rasanya atas kepergiaanmu
Mau menangis tapi tak bisa ku’ lakukan
Hanya doa terucap, selamat jalan…
Semoga tenang di rumah bapa di surga…
Wahai, gadisku…
Oleh : Sehat. SM. Silalahi
Aku ada disini untukmu
Aku berdiri ditempat ini karenamu
Aku akan selalu ada untukmu
Wahai, gadisku…
Dikala dirimu sedih
Aku menghiburmu
Dikala engkau senang Aku ikut senang
Wahai, gadisku…
Wahai, gadisku
Sepenuh hatiku hanya untukmu.
Ibu-ku…
Oleh : Sehat. SM. Silalahi
Ibu…
engkau adalah benteng dalam hidupku
dikala aku lemah dan
engkau selalu mengkokohkanku
ibu…
engkau adalah pelipur laraku
dikala aku sedih dan menangis
engkau selalu menghiburku
ibu…
engkau adalah obat dalam hidupku
dikala aku sakit dan tak berdaya
engkau selalu menyembuhkan ku
wahai, ibu-ku…
by : Sehat S. M Silalahi
Anak kolong berpijak di tanah megahnya negeri
menelusuri hari petang di peraduan nasib
embun pagi membasahi langkahku
membakar raga dengan gelora mentari
mengais kilai berlian di tumpukkan pembuangan
menembus kehidupan terasa teriris
sekelak mata menghujani pipi
lirikkan gedung dengan kibaran merah putih
mengundang hasrat merapat
bersama barisan penghormatan kibaran sang saka
angan menapaki jaminan seberkas impian
rasa batin ibarat menggapai mentari
raih hari kemilau dengan penuh cita
layak insan seutuhnya
hingga rasakan indahnya mentari petang hari
miris hati tak terjamah
dengan angan yang asa
mentari pergi tinggalkan sayatan impian
tinggal ku' sendiri berselimut langit mendung
hati tersenduh.
setelah revisi :
Senduhan Anak Kolong
by : Sehat S. M Silalahi
Anak kolong berpijak di tanah
dalam megahnya negeri tercinta
menelusuri hari petang di peraduan nasib
embun pagi membasahi langkah
membakar raga dengan gelora mentari
mengikis ribuan berlian di tumpukkan pembuangan
menembus kehidupan ini dalam jiwa teriris
sekelak mata membasahi pipi
gedung dengan kibaran merah putih
mengundang hasrat hati merapat
bersama barisan penghormatan kibaran sang garuda
menapaki jaminan seberkas impian
rasa batin ibarat menggapai mentari
raih kemilau dengan penuh cita
layak insan seutuhnya
hingga rasakan indahnya mentari
miris hati ini dalam rasa
dengan angan yang ada
tinggalkan sayatan luka
tinggal sendiri berselimut langit mendung
dalam kisah kita disini
Andaikan Ku’ Tahu
Oleh : Sehat. SM. Silalahi
Andaikan ku’ tahu kau akan pergi
Apalagi tuk selamanya ke rumah bapa di surga
Pasti akan ku’ senangkan dirimu
Dan pasti ku’ iyakan semua perintahmu
Tapi apa daya dirimu telah tiada
Kini hanya segudang penyesalan yang menhantuiku
Disertai rasa sesal, sesal, dan sesal
Mungkin itu yang aku rasakan
Andaikan ku’ tahu kau akan tiada tuk’ selamanya
Pasti tidak ada penyesalan
Semampuku aku akan menyenangkanmu
Menghiburmu, bahkan tak membuatmu sedih
Tapi apa daya semua itu telah terjadi
Mungkin maaf teriring dalam doa
Yang bisa aku lakukan,
Sakit rasanya atas kepergiaanmu
Mau menangis tapi tak bisa ku’ lakukan
Hanya doa terucap, selamat jalan…
Semoga tenang di rumah bapa di surga…
Wahai, gadisku…
Oleh : Sehat. SM. Silalahi
Aku ada disini untukmu
Aku berdiri ditempat ini karenamu
Aku akan selalu ada untukmu
Wahai, gadisku…
Dikala dirimu sedih
Aku menghiburmu
Dikala engkau senang Aku ikut senang
Wahai, gadisku…
Wahai, gadisku
Sepenuh hatiku hanya untukmu.
Ibu-ku…
Oleh : Sehat. SM. Silalahi
Ibu…
engkau adalah benteng dalam hidupku
dikala aku lemah dan
engkau selalu mengkokohkanku
ibu…
engkau adalah pelipur laraku
dikala aku sedih dan menangis
engkau selalu menghiburku
ibu…
engkau adalah obat dalam hidupku
dikala aku sakit dan tak berdaya
engkau selalu menyembuhkan ku
wahai, ibu-ku…
Komentar
Posting Komentar