KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih dan
karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan tugas makalah ini lebih
lanjut, akan penulis terima dengan senang hati. Tidak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Akhirnya, tiada
gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah
mencurahkan semua kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak
Medan, 24 Agustus 2011
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (14-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.
Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.
Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada istri dari pelanggan pelacur.
Pada tahap keempat, mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
B.Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.Bagaimanakah perkem HIV/AIDS di dunia?
2.Siapakah yang rawan terhadap virus AIDS?
3.Bagaimana pencegahan AIDS?
4. Bagaimana pandangan alkitab tentang HIV/ AIDS ?
C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui perkembangan HIV/ AIDS.
2.Untuk mengetahui siapa saja yang rentan terkena HIV/ AIDS.
3.Untuk mengetahui pencegahan HIV/ AIDS.
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.Bagaimanakah perkem HIV/AIDS di dunia?
2.Siapakah yang rawan terhadap virus AIDS?
3.Bagaimana pencegahan AIDS?
4. Bagaimana pandangan alkitab tentang HIV/ AIDS ?
C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui perkembangan HIV/ AIDS.
2.Untuk mengetahui siapa saja yang rentan terkena HIV/ AIDS.
3.Untuk mengetahui pencegahan HIV/ AIDS.
4. Untuk mengetahui bagaimana
pandangan agama Kristen tentang HIV/AIDS
D.Manfaat Penulisan
Dengan mengetahui bagaimana perkembangan, dampak HIV/ AIDS, maka kita akan memahami betapa ganasnya virus HIV/ AIDS tersebut.
E.Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
D.Manfaat Penulisan
E.Sistematika Penulisan
BAB II ISI
A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS
B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS
C.Pencegahan HIV/AIDS
D.Pandangan Alkitab Terhadap HIV/AIDS
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
ISI
ISI
A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS
Pada saat seseorang terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV + ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.
Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel darah putih (yang berperan dalam sistim kekebalan tubuh) dan setelah 5-10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dsb. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.
Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun, sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih pendek yaitu 7 tahun.
Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun, sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1 tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik.
Pola infeksi secara global, sekitar 90% kasus HIV/AIDS ada di negara berkembang. Saat ini penyebabnya adalah :
Afrika Sub-sahara : 14 juta
Asia Selatan-Tenggara : 4,8 juta
Asia Timur-Pasifik : 35.000
Timur Tengah : 200.000
Karibia : 270.000
Amerika Latin : 1,3 juta
Eropa Timur-Asia Tengah : 30.000
Australia : 13.000
Eropa Barat : 470.000
Amerika Utara : 780.000
Dengan globalisasi, pergerakan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, episentrum infeksi HIV/AIDS saat ini bergeser ke Asia.
Tahun 2000, diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS akan meningkat menjadi 30-40 juta orang dan pertambahan kasus baru terbanyak akan ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara.
Di negara industri telah terlihat penurunan jumlah kasus baru (insidens) per tahun. Di Amerika Serikat, telah turun dari 100.000 kasus baru/tahun menjadi 40.000 kasus baru/tahun. Pola serupa juga terlihat di Eropa Utara, Australia dan Selandia Baru.
Penurunan kasus baru berkait dengan tingkat pemakaian kondom, berkurangnya jumlah pasangan seks dan memasyarakatnya pendidikan seks untuk remaja.
Penurunan infeksi HIV juga menjadi sebagai dampak membaiknya diagnosa dini dan pengobatan yang adekuat untuk penyakit menular seksual (PMS). Di Tanzania, daerah yang pelayanan PMSnya berjalan baik mempunyai insiden HIV yang 40% lebih rendah. Penelitian di Pantai Gading, Afrika memperlihatkan bahwa pengobatan PMS juga mengurangi viral load sehingga mengurangi infectivity.
B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS
Infeksi virus AIDS terutama disebabkan oleh perilaku seksual berganti-ganti pasangan. Oleh karena itu yang paling beresiko untuk tertular AIDS adalah siapa saja yang mempunyai perilaku tersebut. Harus diingat bahwa perilaku seperti ini bukan hanya dimiliki oleh kelompok pekerja seks tetapi juga oleh kelompok lain seperti misalnya remaja, mahasiswa, eksekutif muda dsb. Jadi yang menjadi masalah disini bukan pada “kelompok” mana tetapi pada “perilaku” yang berganti-ganti pasangan.
Wanita lebih rentan terhadap penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.
Kondisi anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi “menampung”, dan alat reproduksi wanita sifatnya “masuk kedalam” dibandingkan pria yang sifatnya “menonjol keluar”. Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa diketahui oleh yang bersangkutan. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.
Mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlakuan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.
Faktor sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, keterampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelecehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran sebagai strategi survival.
Kasus di Ghana dalam pembangunan Bendung Sungai Volta, menyebabkan ribuan penduduk tergusur dari kampung halamannya. Kaum pria bisa memperoleh kesempatan kerja sebagai buruh dan kemudian menjadi nelayan. Kaum wanita yang hanya terbiasa dengan pekerjaan akhirnya tersingkir ke kota dan terjerumus pada pekerjaan hiburan dan penyediaan jasa seksual. Akibatnya banyak yang menderita penyakit menular seksual (termasuk HIV) dan meninggal akibat AIDS.
Di Thailand Utara, akibat pembangunan ekonomi dan industri yang berkembang pesat menyebabkan lahan pertanian berkurang dan wanita tergusur dari pekerjaan tradisionalnya di bidang pertanian. Sebagian besar kemudian migrasi ke kota-kota besar dan menjadi pekerja seks dan akhirnya tertular oleh HIV.
C.Pencegahan HIV/AIDS
Pada prinsipnya, pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Pencegahan lain adalah melalui pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.
Secara ringkas, pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B adalah befaithful, artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan kondom.
Pertemuan Komperensi Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1966 melaporkan penggunaan tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan.
Kendala yang dihadapi untuk pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium, yang mencapai US$ 16.000-US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5-3 tahun, karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi.
Diperkirakan karena mahalnya biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna.
Penelitian untuk menemukan vaksi pencegahan HIV juga terus dilakukan. Biaya vaksinasi diperkirakan tidak akan semahal triple drugs. Seandainya ditemukan vaksin untuk pencegahan HIV, kendalanya adalah harus dicapainya jumlah cakupan vaksinasi yang tinggi (80%) jika diinginkan dampak pemberantasan HIV. Untuk mencapai cakupan sebesar ini, diperkirakan akan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sulit disediakan oleh negara berkembang.
Dampak sampingan dari mahalnya obat dan ketersediaan biaya untuk pelaksanaan vaksinasi, menyebabkan munculnya isu diskriminasi baru yaitu kaya dan miskin. Pengidap HIV yang kaya akan mampu menyediakan biaya untuk triple drugs, tetapi yang miskin tetap akan mati. Negara industri kaya bisa menyediakan biaya untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi, sedangkan negara berkembang mungkin tidak akan mampu.
D. Pandangan Alkitab terhadap HIV/AIDS
Dalam
terjemahan Inggris, tidak ada ayat dalam Alkitab yang membicarakan secara jelas
dan spesifik tentang penggunaan obat-obatan ataupun HIV/AIDS.Akan tetapi, ada
beberapa ayat yang menyinggung tentang penyalahgunaan minuman alkohol,seks
bebas yang menghasilkan keadaan mental
yang terganggu. Mari melihat beberapa ayat untuk memberikan suatu struktur
dalam memeriksa topik ini.
Efesus 5 : 18
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu (kata bahasa Yunani untuk “hawa nafsu” berarti “hidup yang disia-siakan, tidak bermoral; tidak bersusila, berfoya-foya”).
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu (kata bahasa Yunani untuk “hawa nafsu” berarti “hidup yang disia-siakan, tidak bermoral; tidak bersusila, berfoya-foya”).
Amsal 23:21a
Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin.
Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin.
1 Korintus 5:11
Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, lapar uang, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, lapar uang, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Dalam terjemahan Inggris, tidak ada
ayat dalam Alkitab yang membicarakan secara jelas dan spesifik tentang
penggunaan obat-obatan untuk menenangkan atau untuk merangsang halusinasi,
tetapi kita akan melihat bahwa kata dalam bahasa Yunani pharmakeia menunjuk
kepada hal ini. Akan tetapi, ada beberapa ayat yang menyinggung tentang
penyalahgunaan minuman alkohol, yang menghasilkan keadaan mental yang
terganggu.
1Korintus5:11
Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, lapar uang, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, lapar uang, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.
Mengapa Tuhan melarang kita menjadi penzinah? Karena hidup ini adalah
peperangan rohani, dan kita harus mengendalikan diri dan berjaga-jaga (1 Tes.
5:6). Pertama, kita perlu berjaga-jaga untuk melayani Tuhan. Tuhan senantiasa
menghendaki kita selaras dengan Dia, dan orang-orang mempunyai kebutuhan pada
saat yang tidak terduga. Hamba Tuhan selalu ”siap sedia” dan harus siap dan
bersedia untuk melayani. Kedua, musuh kita, Iblis, berjalan keliling seperti
singa yang mengaum-aum mencari seseorang untuk ditelannya (1 Pet. 5:8). Roh-roh
jahat biasanya menyusupi manusia melalui pikiran mereka, dan Alkitab dipenuhi
dengan instruksi mengenai cara mengelola pikiran kita secara tepat yaitu
melalui mengendalikan pikiran kita dan menjadikannya pikiran ilahi. Misalnya:
1Petrus1:13
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah [mengendalikan diri] dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah [mengendalikan diri] dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
Roma12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan apakah kehendak Tuhan: kehendakNya yang baik, yang berkenan dan yang sempurna..
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan apakah kehendak Tuhan: kehendakNya yang baik, yang berkenan dan yang sempurna..
Amsal
23:7 berkata bahwa seperti seseorang berpikir, demikianlah dia. Itu karena
pikiran adalah benih perkataan dan perbuatan kita. Cara kita ”memperbaharui
budi (pikiran)”, dan ”sadar” adalah dengan memilih apa yang Firman Tuhan
mengatakan kepada kita untuk dipikir. 2 Korintus 10:5 menyebut ini ”Kami
menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”. Beginilah caranya
kita meneguhkan pikiran kita terhadap musuh kita, Setan, yang terus menerus
menyerang kita dengan perangsang yang dirancang untuk menawan pikiran kita
dalam arah yang tidak kudus, yang menyebabkan kita bertindak dalam cara hidup
yang tidak kudus, dan akhirnya membuka pikiran kita kepada pengaruh roh jahat.
Dalam Alkitab, Tuhan memakai kata “hati” yang menunjuk kepada lubuk hati
terdalam (nurani), kedalaman pikiran, di mana iman yang sejati atau
ketidakpercayaan berdiam. Dia menasihati orang percaya untuk menjaga hati kita
agar kita tidak memberikan peluang bagi pengaruh jahat masuk ke dalam hati
kita, karena jika pengaruh jahat itu masuk, akan mengakibatkan kehancuran.
Matius 5:27
Kamu telah mendengar firman: Jangan
berzinah.
Lukas 18:20
Engkau tentu mengetahui
segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan
mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam Bab II maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.Kasus pertama ditemukannya HIV/AIDS terjadi di San-Fransisco pada seorang gay tahun 1981.
2.Virus AIDS ditemukan dalam cairan sperma, cairan vagina dan pada darah, serta penularannya terjadi melalui hubungan seksual, alat suntik narkotika, transfusi darah dan ASI.
3.AIDS dapat menyerang siapa saja yang melakukan perilaku yang menyebabkan AIDS (hubungan seksual berganti-ganti, pemakai narkotika suntik, transfusi darah yang tercemar).
4.Pencegahan yang paling tidak bisa mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.
5. Alkitab tidak membenarkan
umatnya memakai narkotika,meminum minuman keras,dan melakukan hubungan seks di
luar nikah.
B.Saran
Sex yang aman adalah with non freesex.
Banyak orang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan faktor-faktor “humans behavior” perilaku manusia itu sendiri.
Sex yang aman adalah with non freesex.
Banyak orang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan faktor-faktor “humans behavior” perilaku manusia itu sendiri.
Dan laluilah masa muda mu dengan
tuntunan Alkitab, sebab dari padaNya lah kita mendapat kebahagiaan sejati.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kata AIDS tidaklah asing
ditelinga kita, baik dari kalangan masyarakat kecil sampai masyarakat elit.
AIDS adalah virus ganas dan mematikan yang belum ada obat untuk penyembuhannya
sampai sekarang ini sehingga AIDS sangat mengancam kehidupan di dunia.
Penularan AIDS sangat sederhana, bisa melalui luka, jarum suntik, serta sex
bebas.
AIDS adalah suatu penyakit akibat
perbuatan yang dibenci ALLAH SWT, AIDS sendiri tidak ada hukum pasti, hanya
saja perbuatan seperti
prilaku seks bebas yang menyimpang seperti Homo atau lesbian, yang sering
mendatangkan virus ini, hukumnya haram. Tidak mengherankan lagi AIDS telah
menjadi berita yang menggemparkan seluruh dunia, selain Karena obat yang
menyembuhkan belum ada, tetapi juga penyebaran virus ini terjadi sangat cepat
perihal seks bebas yang menyimpang terus dilakukan oleh masyarakat. Di beberapa
Negara pernikahan sesama jenis tidak lagi di anggap tabu, bahkan mereka
memperkuat pernikahan tersebut dengan adanya undang-undang yang mengesahkan pernikahan
sejenis di Negara mereka. Lain halnya di Indonesia, pernikahan sejenis memang
tidak sesuai dengan hukum di Indonesia dan tak ada yang mengesahkannya, tetapi
perilaku seks bebas yang tidak terikat hukum pun menjadi marak di kalangan
masyarakat kita, baik lawan jenis maupun sesama jenis, hal ini tercermin pada
masa Nabi Luth As. Sesuai
firman ALLAH SWT:
“Dan(Kami telah mengutus) Luth, ketika dia
berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji?”, sungguh, kamu
telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama laki-laki bukan kepada perempuan. Kamu merupakan kaum yang melampaui
batas. “usir mereka (Luth dan pengikutnya) dari negeri ini. kemudian Kami selamatkan dan pengikutnya
kecuali istrinya. Dan kami hujani mereka dengan hujan batu.” (surah
al-A’raf ayat:80-84)
“Sebenarnya ALLAH telah memperlihatkan
bekas-bekas tentang peristiwa kejadian sebagai contoh teladan bagi mereka yang
suka memikirkan. Karena kaum Luth adalah orang yang bergelimang dengan kejahatan
dan kemungkaran. Mereka suka melakukan perbuatan yang keji yaitu laki-laki
kawin dengan laki-laki dan mereka tidak suka kawin dengan perempuan. Sehingga
ALLAH melaknat kaum tersebut dengan menghancurkan negeri tersebut. Negeri
tersebut dihancurkan dikarenakan perbuatan kaum Luth itu” firman ALLAH
dalam AL-Qur’an
“Lagi diberi tanda pada sisi Tuhan engkau. Tiadalah siksa itu terjadi kecuali
untuk orang yang aniaya.” (surah Hud
ayat:83)
Seperti Firman ALLAH, dapat kita
ambil kesimpulan bahwa AIDS pun terjadi karena ulah manusia sendiri, tetapi
bagaimanapun ALLAH tidak akan memutus rahmat-Nya kepada hamba-Nya yang mau
bertaubat, begitu indahnya Islam ketika kita mau mengikuti jalan yang benar.
Dengan adanya penyakit AIDS kita
sebagai hambanya diingatkan
untuk selalu memikirkan apa yang akan kita lakukan. Bertaubatlah hai hamba ALLAH, karena
ALLAH tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali
penyakit satu (pikun).
Islam memberikan tuntunan
dalam pengobatan HIV /AIDS secara fisik, psikis dan sosial. Secara fisik
melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih dalam tahap vaksin bukan obat
penyembuh hanya penghamabat, untuk melambatkan virus tersebut, teknologi saat
ini yaitu ARU (Anti Retro Viral) dan secara psikis melalui kesabaran, taubat,
tagarrubilallah(dzikirullah dan berdo’a). sedangkan secara sosial melalui
penerimaan dan dukungan penuh yaitu dari masyarakat terutama keluarganya.
Jadi, jelaslah bahwa Islam telah
mengatur semuanya dalam AL-Qur’an sebagai petunjuk agar kita tetap selalu
dijalan ALLAH SWT. Karena telah banyak kejadian dan peristiwa yang di kisahkan
oleh AL-Qur’an lewat nabi-nai dan rasul-rasul ALLAH. Semoga kita termasuk
golongan orang-orang yang sholeh.
Selain itu AIDS juga dapat
menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin
kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun
seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit
AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung
karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi
mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan
penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS
adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.
Dengan pertimbangan-pertimbangan
dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat
dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut.
Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.
1.2.Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bahaya dari
penyakit AIDS baik secara umum maupun agama
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan AIDS
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum AIDS menurut
Negara dan islam
3. Untuk mengetahui manfaat dan madharat dari
AIDS
4. Untuk mengetahui cara penularan AIDS
1.3.Manfaat
1. Mengetahui yang dimaksud dengan AIDS
2. Mengetahui tinjauan hukum AIDS menurut Negara
dan islam
3. Mengetahui manfaat dan madharat dari AIDS
4. Mengetahui cara penularan AIDS
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. AIDS
2.1.1. Pengertian AIDS
AIDS menurut pandangan islam
adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci ALLAH SWT, AIDS sendiri
tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuatan seperti prilaku seks bebas yang
menyimpang seperti Homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini,
hukumnya haram.
AIDs adalah penyakit akibat
perbuatan yang sudah melewati batas, melanggar norma masyarakat secara umum,
dan melanggar aturan dan kaidah-kaidah ketentuan Agama.
Islam memandang bahwa penyakit
HIV AIDs ini adalah perbuatan menjijikan, kotor, dan keji. Bahkan kemunculannya
telah diramalkan oleh Rasululloh sejak ribuan tahun yang lalu, sebagaimana
sabda beliau:
“Tiada lahir suatu fakhisyah (perbuatan kotor,
menjijikan, keji, atau zina) yang merajalela pada suatu kaum dan dilakukan
secara terang-terangan, kecuali Alloh akan menimpakan kepada mereka penyakit
menular (AIDs) yang belum pernah ada sebelumnya.” (HR. Tabrani dan Hakim)
Munculnya penyakit ini, erat
kaitannya dengan perilaku binatang yang sering kita lihat dalam kehidupan
keseharian kita. Perilaku manusia yang terkena HIV AIDs adalah sama halnya
dengan perilaku binatang yang sering gonta-ganti pasangan. Allah SWT berfirman
dalam surat Al-Furqon: 43-44):
“Terangkanlah kepadaku tentang
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu bisa
menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira kebanyakan mereka itu
mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan perbuatan mereka lebih sesat dari binatang ternak.”
AIDS secara umum merupakan
singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Acquired
artinya didapat, jadi bukan merupakan penyakit keturunan, Immuno berarti
sistem kekebalan tubuh, Deficiency artinya kekurangan, sedangkan Syndrome
adalah kumpulan segala. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang
merusak kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah diserang oleh penyakit-penyakit
lain yang dapat berakibat fatal. padahal penyakit-penyakit tersebut misalnya
berbagai virus, cacing, jamur, protozoa, dan basil tidak menyebabkan gangguan
yang berarti pada orang yang sistem kekebalannya normal. selain penyakit
infeksi, penderita AIDS juga mudah terkena kanker. Dengan demikian gejala AIDS
amat bervariasi.( Lembaran Informasi Spiritia L160).
HIV (Human Immunodeficiency
Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia
dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah
putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama
limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia
menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya
berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan
sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada
orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi
HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus
bisa sampai nol) (KPA, 2007).
Virus HIV diklasifikasikan ke
dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Virus ini secara material genetik
adalah virus RNA yang tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk
dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan
patologi secara lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
Masing-masing grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe
secara evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua grup tersebut, yang
paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah grup
HIV-1 (Zein, 2006).
Sampai saat ini belum ada vaksin
yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya sebatas mencegah penyebarannya melalui
ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi karier selama hidupnya, firman
Allah S.W.T. yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya akan kami
berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan, ketakutan,…dan berikanlah
berita gembira bagi orang-orang sabar.” (Al-Baqarah:155)
2.2. Tinjauan Hukum
2.2.1. AIDS Menurut Tinjauan
Hukum Negara
Ø HAM dan Hukum Dalam AIDS
Penting untuk diingat bahwa perilaku
manusia selalu bersentuhan dengan hukum dan hak azasi manusia (HAM). Sebagai
kontrol sosial, hukum membatasi perilaku tertentu dalam masyarakat agar tidak
merugikan diri sendiri dan anggota masyarakat lainnya. Sebagai social
engineering, hukum menjadi alat yang dapat merekayasa sebuah perubahan perilaku
masyarakat sesuai keinginan dan cita-cita hukum. Perda HIV/AIDS amat
diperlukan untuk menekan tingginya jumlah kasus baru HIV/AIDS di setiap daerah.
Di samping memiliki payung hukum yang kuat, implementasi program penanggulangan
HIV/AIDS akan dapat diwujudkan karena ditunjang APBD.
Ada 4 fungsi strategis perda AIDS, (1) sebagai payung hukum dalam
upaya penanggulangan HIV/AIDS, (2) menunjang penguatan peran lembaga (KPA), (3)
sebagai dasar untuk memperoleh aloksi APBD untuk penanggulangan AIDS, (4)
sebagai dasar untuk menetapkan prioritas program pencegahan, penanggulangan
AIDS serta, dukungan, perawatan dan pengobatan penderitanya
(odha). Kendati Perda AIDS memilii fungsi strategis, namun dalam proses
penggodokannya di DPRD selalu mengundang pro kontra.
2.2.2. Tinjauan AIDS Menurut
Hukum Islam
Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an :
إن الله لا يظلم الناس شيئا ولكن الناس أنفسهم يظلمون
" Sesungguhnya Allah
tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah
yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri.” (QS. Yunus: 44).
Penyakit HIV-AIDS yang sangat
ditakuti oleh masyarakat, bukanlah merupakan penyakit "Kutukan Tuhan"
sebagaimana pandangan sebagaian masyarakat. Melainkan penyakit biasa
sebagaimana penyakit-penyakit lainnya.
Penyakit HIV-AIDS diatas lebih
banyak di takuti oleh masyarakat karena hingga saat ini penyakit tersebut
belum ada obatnya. Penyakit tersebut muncul dikarenakan perbuatan manusia yang
melanggar terhadap syari'ah yang telah di tetapkan.
2.3.
Manfaat dan Madhorot
2.3.1. Manfaat AIDS
Sebagai petunjuk agar kita tetap
selalu dijalan ALLAH SWT
2.3.2. Madharat AIDS
·
Merusak generasi penerus bangsa
·
Merusak diri, moral dan agama
·
Menjauhkan dari masyarakat
·
Menyebabkan kematian
2.4. Penularan AIDS
Ada beberapa factor yang
menyebabkan terjadinya penyakit HIV-AIDS. Diantaranya adalah :
1.
Penyalahgunaan Narkoba dengan menggunakan jarum suntik
Secara tekstual di dalam
Al-Qur'an tidak sebutkan akan dilarangnya penggunaan narkoba. Namun secara
kontekstual, baik Al-Qur'an maun Hadits telah menyebutkan bahwa Narkoba itu
hukumnya adalah haram. Sebagaimana Ayat dan Hadits di bawah ini:
يسالونك عن الخمروالميسرقل فيهمااثم كبيرومنافع للناس
واعهمااكبرمن نفعهما
“Mereka bertanya kepadamu
tentang khamr dan judi. Katakanlah: pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219).
Dari ayat di atas jelas bahwa
khamr itu memabukkan dan hukumnya haram sedangkan narkoba lebih bahaya dari
khamr dan hukumnya lebih haram dari khamr. Narkoba tidak hanya membuat orang
menjadi mabuk tetapi dapat membuat orang yang menyalahgunakan menjadi mati.
Melihat bahanya narkoba melebihi khamr, maka narkoba hukumnya adalah haram.
كل مسكرخمروكل مسكرحرام
“Setiap zat yang memabukkan itu kmar dan setiap zat yang memabukkan itu haram.” (HR. Abdullah Ibnu Umar)
Narkoba tidak hanya sekedar membuat mabuk, tetapi narkoba membuat syaraf yang menyalahgunakan menjadi error. Oleh karena itu narkoba harus dijauhi dengan sejauh-jauhnya. Melihat bahaya narkoba yang sangat besar, maka Allah SWT memerintahkan agar sesuatu yang dapat membahayakan seperti minuman keras, narkoba dan lain-lainnya itu supaya dijauhi. Sebagaimana firman Allah :
يا أيها الذين آمنوا إنما الخمر والميسر والأنصاب والأزلام رجس من عمل الشيطان فاجتنبوه لعلكم تفلحون
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan “(QS. Al-maidah: 90).
Khamr dan judi adalah haram
يسألونك عن الخمر والميسر قل فيهما إثم كبير ومنافع للناس وإثمهما أكبر من نفعهما
“Mereka bertanya kepadamu tentanng khamr dan judi. Katakanlah: pada keduuanya itu terdapat dosa besar dann beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”.(QS. Al-Baqarah:219)
Laknat terhadap Khamr
اتانيي جبريل فقال : يامحمد ان الله لعن الخمر وعاصيرها ومعتصرها وشاربها والمحمول اليه وبائعها ومبتاعها وساقيها
Malaikat Jibril datang kepadaku lalu berkata : “ hai Muhammad, Allah melaknat minuman keras, yang memerasnya, yang meminumnya, orang yang menerima penyimpanannya, orang yang menjualnya, orang yang membelina, orang yang menyuguhkannya dan orang-orang yang mau disuguhi”. (Riwayat Ahmad bin Hambal ibnu Abbas)
2. Seks bebas/ tidak sehat
Kebiasaan main perempuan
(berbuat zina) merupakan salah satu dari kebiasaan pada sebagaian masyarakat.
Hal ini terbukti dengan masih eksisnya beberapa tempat pelacuran di Negara kita
yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.
Negara kita yang mayoritas
penduduknya muslim ini, merupakan salah satu negara yang memiliki tempat
pelacuran terbesar jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia lainnya. Ini
adalah merupakan prestasi yang memalukan bagi umat Islam.
Islam telah
melarang mendekati perbuatan di atas, sebagaimana firmannya:
ولا تقـربوا الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيـلا
" Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk". ( QS. Al-Isra': 32).
ولا تكرهوا فتياتكم على البغاء إن أردن تحصنا لتبتغوا عرض الحياة الدنيا ومن يكرهن فإن الله من بعد إكراههن غفور رحيم
" Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa (itu)". ( QS. An-Nur: 33).
Dari kedua ayat di atas, Allah swt menjelaskan kepada
hambanya, bahwa segala bentuk perbuatan mendekati kepada zina (main perempuan)
pelacuran dan seterusnya itu dilarang. Sebagai akibat dari perbuatan di atas
adalah munculnya penyakit HIV-AIDS yang hingga sekarang belum ditemukan
obatnya.
3. Musibah
3. Musibah
Penyakit HIV-AIDS selain
ditimbulkan oleh mereka yang melanggar syari'ah agama ( menyalahgunakan narkoba
dengan menggunakan jarum suntik dan seks yang tidak sehat) juga bisa karena
factor ketidak sengajaan. Misalnya: Istri yang baik-baik (shalihah) bisa
terkena HIV jika bergaul dengan suaminya yang suka melacur dan pelacurnya
terinfeksi HIV, atau seorang petugas kesehatan yang menggunakan jarum suntik
bekas digunakan menyuntik seseorang yang terinfeksi HIV. Dan masih banyak
factor lainnya. Oleh karena itu jalan yang paling baik untuk mencegah
tertularnya penyakit HIV-AIDS yang sangat menakutkan tersebut adalah dengan
menjahui perbuatan zina dan tidak menggunaan narkoba.
4.
Transfusi darah yang mengadung HIV
5.
Dari ibu hamil kepada janinnya.
Misalnya: Istri
yang baik-baik (shalihah) bisa terkena HIV jika bergaul dengan suaminya yang
suka melacur dan pelacurnya terinfeksi HIV
2.5. Orang yang Rentan Terkena HIV/AIDS
Infeksi virus AIDS terutama
disebabkan oleh perilaku seksual berganti-ganti pasangan. Oleh karena itu yang
paling beresiko untuk tertular AIDS adalah siapa saja yang mempunyai perilaku
tersebut. Harus diingat bahwa perilaku seperti ini bukan hanya dimiliki oleh
kelompok pekerja seks tetapi juga oleh kelompok lain seperti misalnya remaja,
mahasiswa, eksekutif muda dsb. Jadi yang menjadi masalah disini bukan pada
“kelompok” mana tetapi pada “perilaku” yang berganti-ganti pasangan.
Wanita lebih rentan terhadap
penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.
Kondisi anatomis-biologis wanita
menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi “menampung”, dan alat
reproduksi wanita sifatnya “masuk kedalam” dibandingkan pria yang sifatnya
“menonjol keluar”. Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik
tanpa diketahui . Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.
Mukosa (lapisan dalam) alat
reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlakuan pada proses
hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.
Faktor sosiologis-gender berkaitan
dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, keterampilan).
Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelecehan
dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran
sebagai strategi survival.
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah
menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu mengucilkan atau menjauhi
penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara – cara seperti di
bawah ini :
· Hidup serumah dengan
penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
· Bersenggolan atau berjabat
tangan dengan penderita.
· Bersentuhan dengan pakaian
dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
· Makan dan minum.
· Gigitan nyamuk dan serangga
lain.
· Sama-sama berenang di kolam
renang
Menurut WHO
(1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara lain:
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas
dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan dengan pasien
tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan maupun mencium pipi, tangan dan
kening penderita HIV/AIDS tidak akan menyebabkan seseorang tertular.
2. Memakai milik
penderita
Menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan makan maupun peralatan
kerja penderita HIV/AIDS tidak akan menular.
3. Digigit
nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
4. Mendonorkan
darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS dapat terjadi
melalui cara-cara sbb :
· Melakukan
hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV
· Transfusi
darah yang mengandung virus HIV
· Melalui
alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang
mengidap virus AIDS
· Hubungan
pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada
janin yang dikandungnya.
2.6. Pencegahan
Pada prinsipnya, pencegahan
dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan
AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah
dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Pencegahan lain adalah melalui
pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang
diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.
Secara ringkas, pencegahan dapat
dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan
hubungan seks sebelum menikah. B adalah befaithful, artinya jika sudah menikah
hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika
memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan
dengan menggunakan kondom.
Pertemuan Komperensi
Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1966 melaporkan penggunaan
tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga
jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan.
Kendala yang dihadapi untuk
pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium,
yang mencapai US$ 16.000-US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan
penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5-3 tahun,
karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi.
Diperkirakan karena mahalnya
biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan
menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka
adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna.
2.6.
Gejala Klinis
Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor
(umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):
Gejala mayor:
a. Berat badan
menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis
yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam
berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan
kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV
ensefalopati
Gejala minor:
a. Batuk menetap
lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis
generalisata
c. Adanya herpes
zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias
orofaringeal
e. Herpes
simpleks kronis progresif
f. Limfadenopati
generalisata
g. Retinitis
virus Sitomegalo
Menurut Mayo
Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008), gejala klinis
dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
a. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda
infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit
kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat menularkan
virus kepada orang lain.
b. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau
lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun
tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti
pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare,
berat badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih
setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut
akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Agama Islam menuntut manusia kearah kesempurnaan, kebahagiaan, dan
kesejahteraan hidup lahir dan bathin, baik didunia maupun diakhirat nanti.
Agama Islam memberikan petunjuk kepada umat manusia dalam upaya menghadapi
cobaan dan tantangan hidup termasuk dalam mengahdapi penyakit yang menjadi
sebab kesengsaraan dan penderitaan. AIDS atau Acquired Immune Deficiency
Syndrom adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut
HIV. Virus ini mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh seseorang sehinga
penderita dapat meninggal. Penularan penyakit ini melalui transfusi darah jarum
suntik/ alat tusuk lainnya yang sudah tercemar virus HIV, oleh karena itu
kegiatan penyuluhan merupakan aspek yang sangat penting. Melalui pendekatan
kesehatan keluarga pendekatan kesehatan social.
3.2.
Saran
· Setiap orang dapat
menningkatkan keimanan dan ketakwaannya sehingga bisa terhindar dari pergaulan
bebas
· Setiap orang dapat
mengerti dan memahami bahaya yang ditimbulkan dari AIDS
Komentar
Posting Komentar